Pembibitan Ikan Patin merupakan upaya untuk mendapatkan bibit dengan kualitas yang baik dan jumlah yang mencukupi permintaan. Cara Tradisional bibit ikan Patin diperoleh dengan menangkap dari habitat aslinya yaitu sungai, rawa, danau dan tempat-tempat lain. Untuk tujuan komersial bibit harus diupayakan semaksimal mungkin dengan pembibitan di kolam. Persiapan dan langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Memilih  calon induk siap pijah.
Induk  patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara  khusus  terlebih dahulu dengan pemeliharaan yang intensif. Selama  pemeliharaan,  induk ikan diberi makanan khusus yang mengandung protein  tinggi.  Selain itu, diberikan juga rucah dua kali seminggu sebanyak 10%  bobot  ikan induk. Langkah ini dilakukan untuk mempercepat kematangan  gonad.
Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah
sebagai berikut :
a. Induk betina
Ciri-ciri induk patin yang sudah matang gonad dan siap dipijahkan adalah
sebagai berikut :
a. Induk betina
- Umur tiga tahun.
 
- Ukuran 1,5–2 kg.
 
- Perut membesar ke arah anus.
 
- Perut terasa empuk dan halus bila di raba.
 
- Kloaka membengkak dan berwarna merah tua.
 
- Kulit pada bagian perut lembek dan tipis.
 
- kalau di sekitar kloaka ditekan akan keluar beberapa butir telur yang bentuknya bundar dan besarnya seragam.
 
b. Induk jantan
- Umur dua tahun.
 
- Ukuran 1,5–2 kg.
 
- Kulit perut lembek dan tipis.
 
- Bila diurut akankeluar cairan sperma berwarna putih.
 
- Kelamin membengkak dan berwarna merah tua.
 
2. Persiapan hormon perangsang/kelenjar hipofise dari ikan donor,Biasanya ikan mas.
        Hormon perangsang dibuat dengan menggunakan kelenjar hipofise ikan   mas, kelenjar hipofise dapat ditemukan pada bagian otak ikan mas,   berwarna putih dan cukup kecil. Ambil dengan hati-hati dengan pinset.   Setelah diambil dimasukkan ke dalam tabung kecil dan ditumbuk sampai   benar-benar halus dan lebut, selanjutnya dicampur dengan air murni   (aquades) yang dapat dibeli di apotik.
3. Kawin suntik (induce breeding).
     Setelah  kelenjar hipofise dicampur dengan air murni sudah siap, ambil  dengan  jarum suntik dan disuntikkan pada punggung Ikan patin. Ikan patin  siap  dipijahkan. Metode kawin suntik diterapkan untuk merangsang induk  patin  betina mengeluarkan telur untuk selanjutnya dibuahi oleh Patin  Jantan.4. Penetasan telur.
Telur yang sudah dibuahi akan menetas dalam waktu sekitar 4 hari, selama menunggu telur menetas perlu dipantau kondisi air. Ganti air sebagian dengan air bersih dari sumur.
Telur yang sudah dibuahi akan menetas dalam waktu sekitar 4 hari, selama menunggu telur menetas perlu dipantau kondisi air. Ganti air sebagian dengan air bersih dari sumur.
5. Perawatan larva.
Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium atau bak berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm, bisa dalam ukuran yang lain. Setiap akuarium atau bak diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana. Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk.
Benih ikan patin yang berumur 1 hari dipindahkan ke dalam akuarium atau bak berukuran 80 cm x 45 cm x 45 cm, bisa dalam ukuran yang lain. Setiap akuarium atau bak diisi dengan air sumur bor yang telah diaerasi. Kepadatan penebaran ikan adalah 500 ekor per akuarium. Aerator ditempatkan pada setiap akuarium agar keperluan oksigen untuk benih dapat tercukupi. Untuk menjaga kestabilan suhu ruangan dan suhu air digunakan heater atau dapat menggunakan kompor untuk menghemat dana. Benih umur sehari belum perlu diberi makan tambahan dari luar karena masih mempunyai cadangan makanan berupa yolk sac atau kuning telur. Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Selanjutnya berangsur-angsur diganti dengan makanan hidup berupa Moina cyprinacea atau yang biasa dikenal dengan kutu air dan jentik nyamuk.
6. Pendederan.
Benih Ikan patin dibesarkan pada kolam tebar atau bak dari semen, lebih bagus pada kolam lumpur karena mengandung banyak plankton dan fitoplankton sebagai pakan alami.
Benih Ikan patin dibesarkan pada kolam tebar atau bak dari semen, lebih bagus pada kolam lumpur karena mengandung banyak plankton dan fitoplankton sebagai pakan alami.
7. Pemanenan.
Benih ikan patin bisa dipanen sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
Benih ikan patin bisa dipanen sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
     Pemeliharaan  Pembesaran ditujukan untuk pemenuhan Ikan Patin  konsumsi. Ikan Patin  dikonsumsi dalam berbagai ukuran, antara lain 200  gram sampai 1 kg.  Masa panen menyesuaikan dengan permintaan pasar. Ada  sebagian yang  lebih senang ukuran kecil sekitar 200 gram ada yang lebih  dari itu.  Pada Usia 6 bulan ikan patin sudah mencapai bobot 600-700  gram.
Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik, meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik. Langkah-langkah pemeliharaan Ikan Patin Sebagai Berikut:
 
Ikan Patin akan tumbuh lebih baik di kolam lumpur dengan aliran air yang mengalir cukup baik, meski demikian bisa juga dipeihara pada kolam semen yang tidak mengalir, tetapi perlu diperhatikan kualitas air agar tetap dalam konsisi yang baik. Langkah-langkah pemeliharaan Ikan Patin Sebagai Berikut:
1. Pemupukan
     Pada  kolam lumpur idealnya perlu dilakukan pemupukan sebelum ikan patin   ditebarkan. Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan makanan alami   dan produktivitas kolam, yaitu dengan cara merangsang pertumbuhan   makanan alami sebanyak-banyaknya.Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk   kandang atau pupuk hijau dengan dosis 50–700 gram/m 2.2. Pemberian Pakan
    Faktor  yang cukup menentukan dalam budi daya ikan patin adalah faktor   pemberia makanan. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap keberhasilan   budi daya ikan patin adalah dari aspek  kandungan gizinya, jumlah dan   frekuensi pemberin makanan. Pemberian makan dilakukan 2 kali sehari   (pagi dan sore). Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5%   dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Jumlah makanan selalu berubah   setiap bulan, sesuai dengan kenaikan berat badan ikan. Hal ini dapat   diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil   dari ikan yang dipelihara (sampel). Pakan yang diberikan adalah Pelet   dan bisa ditambahkan makanan alami lainnya seperti kerang, keong   emas,bekicot, ikan sisa, sisa dapur dan lain-lain. Makanan alami yang   diperoleh dari lingkungan selain mengandung protein tinggi juga   menghemat biaya pemeliharaan.3. Penanganan Hama Dan Penyakit
Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan penyakit. Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan si sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu. Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.
Salah satu kendala dan masalah Budi daya ikan patin adalah hama dan penyakit. Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung dan kolam hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Cegah akses masuk hama tersebut ke kolam atau dengan memasang lampu penerangan si sekitar kolam. Hama tersebut biasanya enggan masuk jika ada sinar lampu. Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. Sedangkan penyakit akibat infeksi biasanya timbul karena gangguan organisme patogen.
 4. Pemanenan Ikan Patin
     Pemanenan  adalah saat yang ditunggu pada budi daya ikan patin. Meski  terlihat  sederhana pemanenan juga perlu memperhatikan beberapa aspek  agar ikan  tidak mengalami kerusakan,kematian, cacat saat dipanen. Sayang  jika  budi daya ikan patin sudah berhasil dengan baik, harus gagal hanya   karena cara panen yang salah. Penangkapan ikan dengan menggunakan jala   apung akan mengakibatkan ikan mengalami luka-luka. Sebaiknya penangkapan   ikan dimulai dibagian hilir kemudian bergerak kebagian hulu. Jadi bila   ikan didorong dengan kere maka ikan patin akan terpojok pada bagian   hulu. Pemanenan seperti ini menguntungkan karena ikan tetap mendapatkan   air yang segar sehingga kematian ikan dapat dihindari. Pemasaran Ikan   Patin dalam bentuk segar dan hidup lebih diminati oleh konsumen, karena   itu diusahakann menjual dalam bentuk ini. Harga Ikan Patin Per kilogram   kurang lebih Rp 15.000.



0 comments:
Post a Comment