Berita Pertanian
SURYA/IMAM TAUFIK |
Start mereka dari makam Bung Karno, Blitar sekitar pukul 13.00 WIB, dengan jalan kaki melewati depan kantor BPN di Jl A Yani, gedung DPRD kabupaten, ke arah Kediri. Mereka dikawal anggota polisi dan dilepas di perbatasan Blitar-Kediri, tepatnya di Kecamatan Udan Awu.
Selama aksi jalan kaki, mereka memakai mantel plastik, untuk menahan air hujan. Diperkirakan, mereka akan menempuh perjalanan sekitar delapan hari atau akan tiba di Jakarta pada tanggal 18 Januari mendatang. Selama menempuh perjalanan sekitar 740 km, mereka yang terdiri laki dan perempuan itu akan beristirahat di masjid atau terminal yang dilewati, untuk menghemat biaya.
Sebab, biaya mereka tak ada bantuan dari siapapun melainkan atas inisiatif sendiri dengan menjual hewan peliharaannya seperti ayam. "Niat kami sudah bulat sehingga soal biaya meski hanya sangu sendiri atau seadanya, tak ada masalah. Yang penting, kami bisa memperjuangkan keinginan rakyat untuk mendapatkan tanah bekas perkebunan itu," tegas Trianto.
Cara ini ditempuh setelah usaha mereka untuk mendapatkan tanah redis selama ini tak membuahkan hasil. Ada sekitar tujuh lokasi tanah bekas perkebunan, yang diperjuangkan agar bisa dibagikan ke rakyat, di antaranya, Perkebunan Swarubuluroto, Perkebunan Sengon, Perkebunan Nyunyur, Perkebunan Gondang Tapen, Perkebunan Karangnongko, Perkebunan Gambar.
"Kami akan menagih janji pak SBY saat kampanye dulu, bahwa ia akan meredis tanah perkebunan seluas 9,25 juta Ha di Indonesia. Target kami, sampai Pak SBY mau menemui," tegas Trianto yang juga koordinator LSM Komite Rakyat Pemberantasan Korupsi (KRPK) ini.
Bagaimana jika SBY tak mau menemui, Trianto berjanji bersama ke-100 petani siap bertahan di depan istana sampai SBY mau menemui. "Perjuangan sudah kepalang basah, tak ada istilah menyerah, kami siap menginap di depan istana sampai ditemui SBY," pungkasnya.
(Sumber http://surabaya.tribunnews.com/2013/01/11/100-petani-jalan-kaki-ke-istana-presiden)
No comments:
Post a Comment