PLR Sosial Media Viral Marketing 728 x 60
Home » » PERSIAPAN USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM

PERSIAPAN USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Written By Arif Stiawan on Monday, April 8, 2013 | 10:07 AM



Budidaya Jamur

Budidaya Jamur


PERSIAPAN USAHA BUDIDAYA JAMUR TIRAM


Pemilihan Lokasi Budidaya Jamur Tiram

Persiapan sarana budidaya jamur tiram dimulai dengan pemilihan lahan atau lokasi budidaya. Sebenarnya dalam memilih lokasi untuk usaha budidaya jamur tiram skala rumah tangga sangat mudah, asalkan kebersihan lokasi bisa dijaga. Masalah kebersihan memang menjadi syarat mutlak dalam keberhasilan teknik budidaya jamur tiram yang diterapkan.
Oleh karena itu pemilihan lokasi budidaya jamur tiram tidak boleh berdekatan dengan tempat pembuangan sampah, kandang hewan, atau tempat-tempat yang dianggap kotor lainnya. Bila tidak memiliki lahan yang cukup luas, ruangan dengan ukuran 6 x 4 m di dalam rumah bisa digunakan untuk budidaya jamur tiram.


Rumah Jamur atau Kumbung

Jika memilih lokasi di luar rumah maka harus dibuatkan rumah khusus untuk budidaya jamur yang biasa disebut kumbung. Bentuk dan bangunan kumbung disesuaikan dengan kondisi lahan, biaya, dan daya tampung baglog. Sebagai contoh menentukan ukuran rumah jamur atau kumbung, untuk kapasitas baglog sebanyak 500-1500 baglog diperlukan rumah jamur berukuran 6 x 4 m. Faktor terpenting untuk menunjang keberhasilan budidaya jamur tiram adalah kelembaban dan kebersihan. Rumah jamur atau kumbung idealnya harus memenuhi kelembaban optimal untuk pertumbuhan jamur, sedangkan kebersihan menjadi syarat mutlak dalam mencegah serangan hama penyakit pada jamur yang kita budidayakan.


Pembuatan Rak Baglog

Rak baglog berfungsi sebagai tempat menaruh baglog-baglog jamur yang telah ditanam. Tujuannya antara lain agar susunan baglog bisa tertata rapi sehingga memudahkan pemeliharaan dan pemanenan. Rak bisa dibuat dari bambu atau kayu. Untuk satu unit rak sebaiknya tidak lebih dari lima lapis. Satu lapis berukuran panjang 300 cm, lebar 40 cm, tinggi 40 cm. Ukuran tersebut dapat menampung kurang lebih 60 baglog. Dengan demikian jika ada lima lapis dalam satu unit rak baglog maka dapat digunakan untuk menampung 300 baglog.

Lapisan rak paling bawah dibuat dengan jarak 30-35 cm dari permukaan tanah. Tujuannya agar jamur pada rak paling bawah mendapat sirkulasi udara yang cukup dan mengindari infeksi hama/penyakit yang mungkin ada di lantai kumbung. Jarak antar rak baglog kurang lebih 1 m agar memudahkan untuk melakukan pemeliharaan dan pemanenan.

Persiapan Media Budidaya

Media yang dapat digunakan untuk budidaya jamur tiram antara lain substrat kayu, serbuk gergaji, ampas tebu, atau sekam. Saat ini, para pembudidaya jamur tiram banyak menggunakan baglog sebagai tempat pertumbuhan jamur. Baglog merupakan tempat untuk pembiakan tubuh jamur tiram yang di dalamnya sudah terdapat media dan nutrisi yang mendukung pertumbuhan jamur. Baglog dapat diperoleh dengan cara membeli yang sudah siap pakai atau bila ingin menekan modal usaha dapat membuat baglog sendiri. Bahan pembuatan baglog terdiri dari serbuk kayu, kantong plastik, cincin paralon berdiameter 3 cm, dedak halus, tepung jagung, air dan gips atau CaCo3.

Bibit

Bibit dapat diperoleh melaui pembuatan kultur murni, pembuatan bibit induk, bibit semai, atau membeli bibit yang telah ditanam dalam baglog. Pembuatan kultur murni membutuhkan lingkungan yang sangat steril, dilakukan dalam kotak inokulasi, dan menggunakan media khusus berupa PDA (potatoes dextrose algae). Pembibitan dengan metode ini umumnya dilakukan oleh para peneliti atau pembudidaya jamur yang memang telah memahami teknik pengkulturan/isolasi. Hal tersebut dikarenakan pembibitan dengan metode ini sangat rawan kontaminasi.

Bibit melalui pembibitan induk pada dasarnya sama dengan pembuata bibit semai, hanya saja inokulan dan komposisi media yang digunakan berbeda. Inokulan yang digunakan untuk bibit induk adalah kultur murni, sedangkan inokulan untuk bibit semai adalah bibit induk. Namun saat ini telah banyak pengusaha jamur yang menjual bibit jamur tiram dalam kemasan baglog dan siap pakai. Hal ini berarti bibit telah tertanam dalam media baglog dan siiap untuk dilanjutkan dalam proses budidaya hingga panen.

Para pemula atau pembudidaya jamur tiram skala rumah tangga biasanya menggunakan bibit baglog siap pakai yang sudah disertifikasi. Namun, jika sudah mahir dan usaha budidaya jamur tiram sudah tergolong besar, ada baiknya jika melakukan pembibitan jamur sendiri untuk menekan biaya produksi.

Faktor Lingkungan

Pertumbuhan jamur diawali dengan pertumbuhan miselium yang akan membentuk tunas atau calon tubuh buah jamur (pin head), kemudian akan berkembang menjadi tubuh buah (jamur). Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan miselium dan tubuh jamur diantaranya adalah keasaman (pH), suhu, intensitas cahaya, dan kelembaban.

Jamur dapat tumbuh optimal pada kisaran pH 5-7. Lingkungan yang terlalu asam atau terlalu basa akan menghambat pertumbuhannya. Sedangkan suhu yang dapat menunjang pertumbuhan miselium jamur adalah 23-28 derajat C dengan suhu optimum 25 derajat C. Namun saat ini budiday jamur tiram telah banyak dikembangkan di dataran rendah dengan kisaran suhu di atas 28 derajat C dan tubuh jamur dapat tumbuh baik pada suhu 30 derajat C. Bahakan hasil panennya lebih baik dibanding dengan budidaya di dataran menengah atau tinggi dengan kualitas tubuh buah yang memiliki daya adaptasi lebih baik, jamur telihat lebih segar, dan saat panen berbau lebih harum. Hal ini bisa terjadi karena adanya modifikasi komposisi media yang digunakan dengan penyesuaian keadaan setempat. Hingga saat ini belum ada standar komposisi media untuk budidaya jamur tiram di dataran rendah, sehingga petani memodifikasi media dan lingkungan berdasarkan pengalaman dan kondisi masing-masing.
-->

Intensitas cahaya lebih dibutuhkan saat pembentukan tubuh jamur dari pada saat pembentukan miselium. Paparan cahaya matahari langsung bisa mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan miselium atau merusak tubuh buah yang sudah terbentuk. Pada dasarnya cahaya yang menyebar merupakan cahaya yang baik bagi pertumbuhan jamur tiram.

Faktor lain yang sangat mempengaruhi keberhasilan budidaya jamur tiram adalah kelembaban dan oksigen. Kelembaban yang dibutuhkan selama pertumbuhan bibit dan pertumbuhan tubuh jamur adalah 90%. Kelembaban tersebut harus selalu dijaga agar tidak menyebabkan substrat mengering. Salah satu cara untuk menjaga agar kelembaban tetap terjaga adalah dengan menyiram lantai ruangan budidaya menggunakan air bersih pada pagi dan sore hari. Sementara itu asupan oksigen selama pertumbuhan jamur harus selalu terpenuhi karena jamur merupakan tanaman saprofit semiaerob. Bila oksigen tersedia jumlahnya terbatas bisa menyebabkan jamur layu dan mati.

Sarana Pendukung Budidaya Jamur Tiram

Sarana pendukung dalam melakukan usaha budidaya jamur tiram berupa peralatan dan bahan yang digunakan untuk membantu selama proses produksi jamur tiram mulai dari penanaman hingga pasca panen. Peralatan atau bahan pendukung tersebut antara lain plastik (PE 0,002) berukuran 20 cm x 30 cm, cincin paralon, alkohol, pembakar bunsen, alat sterilisasi baglog berupa drum/oven/autoclave, termometer, barometer, sprinkle dengan nozle halus, fungisida (bila menggunakan plastik pengemas), dan vacuum sealer.

Baca artikel selanjutnya >>> TEKNIK DAN CARA BUDIDAYA JAMUR TIRAM

1 comments:

  1. salam sukses
    Kami dari SMKN 1 KURIPAN Lombok Barat NTB membudidayakan jamur tiram
    menawarkan infestasi/menjual ;
    1. Bibit jamur berkualitas Super F0, (F1 Rp 10.000)
    2. baglog jamur (siap antar se NTB Gratis )
    3. jamur segar
    4. Pelatihan/Konsultasi dan Penelitian (GRATIS)
    kami menjual tanpa minimal 1 botol atau 1 baglog pun kami layani
    kepuasan pelanggan yang kami utamakan,
    pintu kami terbuka untuk berbagi ilmu,
    kami tunggu kunjungan anda
    hubungi kami :
    Nama : Hasan Basri S.Pi
    Hp : 081915966405
    alamat : Perumahan Dinas SMKN 1 Kuripan Lombok barat NTB
    email : hasanbasri2806@gmail.com / jamurhasan Blogsot. com

    ReplyDelete

30 Minisite Minisite Blogspot 300 x 250
30 Minisite Minisite Blogspot 300 x 250